Tak Seindah Matahari Di Pagi Hari

Tak Seindah Matahari di Pagi Hari

Tak Seindah Matahari di Pagi Hari
Membersit semburat cahaya sejuk mu tatkala menyambut datangnya sang pagi. Ku ucapkan kata kata selamat pagi selamat berjumpa kembali wahai sang mentari pagi.

Tak seindah senyuman mu melangkah disaat mengayunkan kaki berayun tangan menyambut kokokan si ayam jantan menunggu bertemu jumpa dengan sang pagi.

Pagi ini tampak cerah walau terselip sekelumit mendung diantara sang awan punggawa siang sekelumit kisah yang mengharu biru seakan ikut menyelimuti menaungi sang bumi Pertiwi. Bedil dari besi tua itu tampak selalu setia menemani setiap langkah hidup mu, walaupun terkadang kaki ini terasa sudah tidak sanggup untuk melangkah lagi.
Namun sisa sisa semangat dari sisa-sisa perjuangan tak pernah pudar lekang seiring perjalanan sang waktu. Terlihat disudut dinding kamarmu yang telah lapuk dimakan usia bedil besi tua itu menggantung indah gagah perkasa
Melambangkan semangat keberanianmu  yang gagah perkasa. Namun semangat itu kini telah mulai pudar telah mulai hilang tanpa membekas akibat dari sekelumit tangan tangan dari jiwa jiwa diri penghianat bangsa. Perjuanganmu kini telah dikotori semangat mu kini dikhianati demi mengharap remah remah imbalan dari manusia-manusia dari jiwa jiwa dari bangsa bangsa yang haus berkuasa. 

Di penghujung Agustus ini itu semuanya seolah bangkit kembali meradang menghadang luka lama seakan berdarah kembali, mencabik mengkoyak jiwa jiwa renta siap berani mati ??????

Eka Jaya Sukma